Segala penyakit yang ada di
dunia ini pasti ada obatnya. Hal ini tidak terkecuali penyakit autis pada anak.
Pasti dalam benak Anda bertanya – Tanya autis bisa sembuh atau tidak. Autis
bisa disembuhkan atau tidak.
Tidak ada seorang anakpun di
dunia ini yang ingin terlahir dalam kondisi autis, ketika mereka harus
menjalani takdir sebagai penyandang autis. Butuh perjuangan berat dan kondisi
psikologis yang baik agar dapat menjalani hidup sebagaimana anak normal lainnya.
Jika setiap anak menikmati masa
kecil yang indah dan menyenangkan serta disayang orang sekelilingnya, hal ini
tidak berlaku bagi anak autis. Mereka tumbuh berbeda disbanding anak sebayanya.
Selain tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan social tak jarang menerima
perlakuan yang tidak menyenangkan.
Hal ini diperparah dengan paradigm
lama yang mengatakan bahwa autis merupakan penyakit baku yang tidak dapat
disembuhkan sehingga tidak ada lagi harapan untuk dapat hidup sebagai individu
yang mandiri sebagaimana anak lainnya.
Terapi yang dilakukan sejak
dini dan diet biomedik merupakan upaya yang dilakukan agar penyandang autis
dapat sembuh dan hidup dengan mandiri. Dikatakannyaberdasarkan pengalaman anak –
anak penyandang autis yang diterapi sejak dini banyak yang telah sembuh dan
dapat berprestasi di bidang pendidikan bahkan ada yang berhasil masuk Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Ada juga seorang anak autis,
sebut saja namanya Yanick, yang berhasil menamatkan pendidikannya di SMA Gracia
Surabaya. Seorang anak yang agak mehong, masih suka ‘ngiler’ dan selalu menggunakan
kacamata minus 14. Melalui perjuangan yang berat, dia mampu menyelesaikan
pendidikan di sekolah normal dengan waktu normal,selama tiga tahun meski harus
tersisih dari teman-temannya karena pribadinya yang unik.
Seorang Yanick adalah seorang
anak yang suka menyendiri, terkucil dari pergaulan dengan teman- temannya,
masih suka ‘ ngiler’ dan menjadi bahan cemoohan di antara teman-teman
pergaulannya.
Disisi lain, ada juga seorang
anak penyandang autis yang memiliki tingkat spectrum tinggi, sudah diobati
kemana-mana belum juga menampakkan gejala kesembuhan dan bahkan putus sekolah. Mengapa
terjadi dua sisi yang berbeda ? Tergantung darimana sudut pandang yang kita
lihat. Jika kita melihat bahwa ana adalah anugerah, tidak ada penyakit yang
tidak bisa disembuhkan, dan kita sebagai orangtua, terutama ibu, ibu, dan ibu
harus selalul yakin dengan ksembuhan anaknya. Pasti dan pasti akan memberi kesembuhan
buat anaknya. Bukankah perkataan ibu adalah doa bagi anaknya?
Pesan yang dapat diambil dari
kisah kedua anak diatas adalah bahwa Tuhan tidak akan menciptakan penyakit
tanpa ada obatnya. Dengan fakta ini saya berharap tidak ada orang tua yang
kurang memperhatikan anak karena mereka mengalami autism. Anak adalah anugerah
terindah dari Tuhan, jagalah anakmu karena anak adalah darah daging Anda
sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar